Jenispupuk yang akan digunakan untuk kelapa sawit harus sesuai dengan kebutuhan tanaman agar tetap menjaga kandungan unsur haranya. Surat perjanjian sewa tanah harus memenuhi aspek hukum agar dikatakan sah. InfoSAWIT JAKARTA - Budidaya kelapa sawit di lahan gambut sejatinya memang bisa dilakukan asalkan tetap menjaga ketinggian muka air
Sangatcocok untuk dipakai pada tanaman menghasilkan. Keuntungan utamanya karena pupuk ini memiliki kandungan hara K yang tinggi. Pada lahan gambut, pupuk ini juga lebih sesuai diaplikasikan apalagi dengan kandungan hara B pada pupuk ini. Pada tanah gambut tertentu dimungkinkan penambahan hara tembaga (Copper / CuSO4) dan atau Seng (Zinc / ZnSO4).
Ulatapi merupakan jenis ulat pemakan daun kelapa sawit yang paling sering menimbulkan kerugian di perkebunan kelapa sawit. Jenis-jenis ulat api yang paling banyak ditemukan adalah Setothosea asigna, Setora nitens, Darna trima, Darna diducta dan Darna bradleyi. Jenis yang jarang ditemukan adalah Thosea vestusa, Thosea bisura, Susica pallida
c Jarak tanam bergantung pada jenis/tipe tanah dan jenis bibit. Umumnya untuk tanah mineral.Posisi tanaman yang optimal 136 – 143 pokok/ha.Untuk tanah gambut populasi tanaman sekitar 156 pokok/ha.Populasi tanaman menurut jarak tanam disajikan pada Tabel berikut. d. Panjang sisi (jarak tanam) ditentukan dengan rumus : S= 10.000 atau 107,46.
merupakanpupuk kalium universal/umum yang cocok untuk semua tanaman yang toleran terhadap klorida dan dapat diaplikasikan pada semua jenis tanah merupakan produk kristal yang halus, benar-benar bebas dari partikel yang lebih kecil dari 0,16 mm. KCL (MOP) powder/standar digunakan baik untuk pembuatan pupuk majemuk maupun aplikasi manual
Lahangambut yang gersang akibat terbakar (Dokumentasi oleh: Ingrid Gevers, 2003) Kebakaran lahan gambut jauh lebih berbahaya dan merugikan. dibandingkan dengan kebakaran hutan biasa. Pertama, kebakaran di. lahan gambut sangat sulit untuk dipadamkan, mengingat bara apinya. dapat berada di bawah permukaan tanah (lihat Kotak 1). Bara ini
Lahangambut indonesia (1) Pencemaran Lingkungan (3 (Taiwan made) and powered by Mitubishi TU26 Engine. Mesin pengait kelapa sawit, Mesin penuai sawit, mesin cantas buah sawit mempunyai 2 jenis pemotong, pahat (untuk pokok 6 kaki dan di bawah) & sabit (untuk pokok di atas 6ft) mesin ini adalah panjang 6ft, dan dengan batang tambahan
Langkahselanjutnya ialah proses pemilihan bibit tanaman sawi. Langkah ini merupakan langkah yang krusial bagi kalian yang hendak ingin menanam sawi, karena pada dasarnya hasil yang maksimal dari suatu tanaman dipengaruhi oleh bibit yang bagus dan unggul. Dibutuhkan bibit sebanyak 750 gram untuk setiap hektar lahan tanam tanaman sawi.
Dataharga sawit pekan ini (periode 30 Maret-5 April 2009) adalah untuk sawit yang telah berumur 3 tahun harganya Rp 962,68 perkilogram. Sawit berumur 4 tahun harganya Rp 1.076,33 perkilogram. Sawit berumur 5 tahun harganya Rp 1.152,30 perkilogram. Selanjutnya untuk sawit umur 6 tahun Rp 1.185,01 perkilogram. Sawit umur 7 tahun Rp 1.230,59
Penelitianini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk NPK yang terbaik pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan h asil semangka (Citrullus vulgaris L.) v arietas b aginda F1 di lahan gambut. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas 5 taraf dosis yaitu NPK (16:16:16) 0, 30, 60, 90, 120 g/tanaman
Kamihadir sebagai partner terpercaya, tempat yang sangat tepat dimana Anda bisa mempercayakan investasi perkebunan Anda kepada kami. Kesempatan dan peluang usaha masa depan untuk memiliki tanah / lahan perkebunan karet. Dan sawit sebagai aset penghasil uang, kami tawarkan. Anda tidak perlu repot menghabiskan waktu bisnis / usaha Anda, kami akan
Sejumlahlokasi di Indonesia memiliki keadaan lahan yang cocok untuk pertanaman karet, sebagian besar berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan. PR 261 memiliki masalah dengan mutu lateks sehingga pemanfaatan lateksnya terbatas hanya cocok untuk jenis produk karet tertentu. Klon PB 260 sangat peka terhadap kekeringan alur sadap dan gangguan
Suatulahan yang mengandung mineral pirit pada kedalaman kurang dari 1,5 m pada tanah mineral atau 2,0 m pada tanah gambut disarankan untuk tidak dibuka menjadi perkebunan kelapa sawit. Jika kedalaman pirit telah memenuhi syarat, sebaiknya juga dilakukan upaya mempertahankan muka air tanah pada kedalaman 60 - 75 cm dari permukaan tanah.
kelapasawit sebanyak 22 500 8 bibit (1 bibit = 1kg media tumbuh = 0.001 m3 ) atau setara dengan 22.5 m3 media tumbuh. Di pembibitan utama bibit kelapa sawit membutuhkan media tumbuh untuk 1 bibit sebanyak 0.017 m3 setara 17 kg, artinya 22 500 kg pupuk kandang sapi dapat dimanfaatkan sebagai media tumbuh untuk 1 323 bibit.
Suhuudara yang baik untuk pertumbuhan dan pembuahan tanaman cabe berkisar antara 21 o -28 o C. suhu harian yang terlalu terik, yakni di atas 32 o C menyebabkan tepung sarinya tidak berfungsi, sehingga produksinya rendah. Demikian pula malam yang dingin dapat menyebabkan pembuahannya rendah (Hendro Sunaryo, 1989).
DRKf. INFO NASIONAL – Gambut dan mangrove merupakan ekosistem penting yang menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati yang unik. Namun, karena mengalami degradasi penurunan, Indonesia pun berkomitmen melaksanakan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove BRGM.Menurut Kepala Kelompok Kerja Teknik Restorasi Gambut BRGM Agus Yasin, Indonesia memiliki wilayah gambut seluas 13,4 juta hektare. “Presiden menugaskan kami untuk melaksanakan restorasi gambut seluas 1,2 juta hektar sampai dengan tahun 2024,” kata dia saat menjadi pembicara Indonesia Forest Forum dengan tema “Peran Gambut dan Mangrove dalam Mempertahankan Keanekaragaman Hayati di Indonesia Menuju ENDC” yang ditayangkan di kanal YouTube Selasa 30 Mei 2023. Sementara luas mangrove di Indonesia, lanjut Agus, yaitu 3,36 juta hektare. “Kita memiliki target 600 ribu hektar untuk direhabilitasi, yaitu mangrove yang tutupannya jarang, mangrove yang menjadi tambak atau terabrasi, serta lokasi potensial seperti tanah timbul dan lahan terbuka yang memiliki substrat cukup untuk ditumbuhi mangrove."Agus menuturkan, terdapat 9 Sembilan provinsi di Indonesia yang menjadi prioritas rehabilitasi mangrove, sementara untuk gambut terdapat 7 tujuh provinsi. “Kalau di gambut itu ada Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua. Sementara mangrove terdapat di Sumatera Utara, Riau, Kep Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua, dan Papua Barat.”Dalam menerapkan penanganan strategi untuk gambut, BRGM menggunakan strategi 3R yaitu rewetting, revegetation, dan revitalization of livelihood sementara untuk rehabilitasi mangrove menggunakan strategi 3 M yaitu Memulihkan, Meningkatkan, dan dengan pemerintah dan sektor swasta menurut Agus menjadi mandat BRGM untuk melakukan percepatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove. “Pada intinya, pelaksanaan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove sudah ada pemangku-pemangkunya.”Dia mencontohkan, untuk di kawasan konservasi maka penanggungjawab restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove adalah unit-unit Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Balai Taman Nasional atau UPT Tahura. Untuk hutan lindung dan hutan produksi yang belum dibebani izin maka menjadi kewenangan dari unit Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH atau dinas kehutanan provinsi. Untuk di kawasan yang sudah dibebani izin atau hak baik di kawasan hutan atau APL ini adalah tanggung jawab dari pemegang izin tersebut. Sedangkan untuk APL lainnya itu adalah tanggungjawab pemerintah daerah dengan melibatkan masyarakat.“Dari situ kita harus bersinergi, bekerja sama dengan pemangku-pemangku ini untuk melakukan upaya restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove,” kata Agus. Dia mencontohkan, dengan pemerintah provinsi misalnya, diskemakan tugas pembantuan untuk restorasi gambut. “Artinya kita menyediakan anggaran serta NSPK jadi segala pedoman termasuk peningkatan kapasitasnya. mereka nanti yang secara langsung melakukan upaya restorasi tersebut.”Di luar itu, lanjut dia, secara Perpres BRGM juga dimandatkan untuk membentuk Tim Restorasi Gambut Daerah TRGD dan Tim Rehabilitasi Mangrove Daerah TRMD. Di provinsi-provinsi yang menjadi prioritas rehabilitasi mangrove, tim itu dibentuk, ditetapkan oleh gubernur yang terdiri dari unsur pemerintah daerah, akademisi, sektor swasta dan juga profesional atau juga dari masyarakat. “TRGD atau TRMD inilah yang membantu kami memfasilitasi komunikasi, mengkoordinasi dan sebagainya dengan unsur-unsur di daerah dengan pemerintah dan masyarakat, dsb.”Keterlibatan masyarakat menjadi peran penting dalam program kerja BRGM sehingga dibentuk Desa Mandiri Peduli Gambut DMPG sebanyak 760 desa dari tahun 2017 hingga 2022 dan Desa Mandiri Peduli Mangrove DMPM sebanyak 291 desa dari tahun 2021 hingga 2022 untuk terciptanya kelestarian dua ekosistem tersebut. Agus memastikan, apa yang dikerjakan BRGM dan stakeholder, baik untuk restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove pasti ada kontribusinya terhadap target Enhanced Nationally Determined Contribution ENDC.Senior Program Director Yayasan Konservasi Indonesia Fitri Hasibuan menuturkan tentang nilai penting dari ekosistem mangrove dan gambut. Menurutnya, kedua ekosistem ini dikenal dengan ekosistem lahan basah atau wetland. oleh karena itu ekosistem ini memiliki keunikan dari sisi fungsinya termasuk fungsi dari habitat keanekaragaman hayati atau spesies sangat penting“Kita tahu kalau di ekosistem gambut banyak spesies penting yang critically endangered seperti orangutan, harimau sumatera, dan gajah. Sementara di ekosistem mangrove kita juga menemukan spesies penting, contoh beberapa jenis ikan dan bekantan.”Iklan Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa jasa ekosistem yang disediakan mangrove ataupun gambut sangat khusus yang tidak disediakan ekosistem-ekosistem lainnya seperti hutan hujan yang banyak ditemui di pun menyayangkan karena banyak ekosistem baik mangrove maupun gambut telah dialihfungsikan di beberapa lokasi di Indonesia. “Oleh karena itu kita lihat peran dari BRGM dan para pihak terkait. Di antaranya masyarakat, pemerintah dan LSM. Bagaimana kita bersama-sama mendukung restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove khususnya yang telah mengalami degradasi.”Menurut Fitri yang pertama mesti dilakukan yaitu melakukan praktik-praktik baik. Salah satunya menjaga level air untuk memastikan gambut dalam kondisi basah. Kedua melakukan kontribusi pada data karena informasi yang didapat terkait gambut dan mangrove masih terbatas. Ketiga perlunya dilakukan pemantauan atau monitoring terkait kebijakan yang dilihat masih banyak praktik-praktik yang mungkin kurang tepat yang dilakukan di kedua ekosistem baik gambut dan mangrove. “Monitoring ini agar hal-hal yang tidak seharusnya terjadi bisa dihindari, tujuannya untuk menjaga keutuhan ekosistem.”Sementara tantangan yang dihadapi yaitu karena keterbatasan data, sehingga kesadaran dan pemahaman terkait ekosistem gambut dan mangrove sangat terbatas. Keterbatasan data menjadi kendala LSM untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat dan pemerintah untuk meyakinkan kedua ekosistem ini penting untuk kelestarian dan membantu keberlangsungan kehidupan manusia. Selain itu, masih terdapatnya pelanggaran yang perlu ditindaklanjuti oleh penegak hukum atau melalui kebijakan juga masih menjadi tantangan. “Hal lain agar pengelolaan dan perlindungan gambut dan mangrove dapat dilakukan secara komprehensif. Kita perlu bersama masyarakat dan pemerintah untuk berupaya agar perlindungan ekosistem ini bisa terangkum atau tercantum dalam kebijakan baik nasional, daerah, dan desa. Upaya tersebut bisa menjawab tantangan-tantangan yang kita hadapi di lapangan,” kata FitriYayasan Konservasi Indonesia, kata Fitri, ikut bersinergi dengan masyarakat dan pemerintah daerah maupun BRGM. Di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Yayasan ini bersama masyarakat dan pemerintah daerah membantu masyarakat untuk merestorasi gambut. Masyarakat juga diberikan pengetahuan untuk melakukan penanaman tanaman yang cocok dengan sistem gambut seperti rotan, sagu, dan lain sebagainya“Kita juga merevitalisasi untuk memberikan solusi ekonomi bagi masyarakat. Jadi masyarakat diberikan dukungan untuk peningkatan mata pencaharian mereka,” kata Fitri. Seperti dengan melakukan pemanfaatan sekat kanal dengan menggunakan jaringan apung dengan mengembangkan ikan seperti lele dan mengembangkan industri rumah tangga terkait ekosistem tersebut. Wilayah perkebunan, lanjut dia, juga dimanfaatkan untuk mengembangkan peternakan“Kami juga mendampingi mama-mama atau ibu-ibu yang ada di Papua Barat agar masyarakat yang tinggal di ekosistem mangrove juga bisa mendapatkan manfaat dari perlindungan ekosistem mangrove yang mereka lakukan. Salah satunya dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang bisa menghasilkan atau memberikan income tambahan melalui eco printing,” tutur FitriSelain dengan masyarakat, Yayasan Konservasi Indonesia juga membantu pemerintah dan BRGM. “Kita berkolaborasi contohnya dengan Pemprov Sumatera Utara untuk mendampingi atau memfasilitasi kerja kelompok para pemangku kepentingan dalam menyusun rencana pengelolaan ekosistem gambut atau RPEG proses ini sedang level finalisasi dan kami di konservasi Indonesia memfasilitasi kerja kelompok untuk finalisasi rencana pengelolaan dan perlindungan mangrove di sumut. Sedangkan di Papua Barat, yayasan bersama pemerintah daerah berusaha memfasilitasi kelompok kerja mangrove. “Forum-forum seperti ini sangat penting sebagai wadah untuk bisa saling berbagi tantangan dan solusi, saling bekerja sama dalam pengelolaanMenurut dia, memberikan solusi atau alternatif bagi masyarakat merupakan salah satu prioritas. Karena jika tidak menemukan solusi untuk masyarakat maka pelestarian menjaga ekosistem sangat sulit. “Karena masyarakat menggantungkan kehidupannya pada ekosistem tersebut. Tidak ada cara lain selain melibatkan mereka, bersama-sama melakukan perlindungan ekosistem ini.” Fitri menambahkan, “Kalau kita berharap masyarakat ikut menjaga lingkungan maka kita harus bisa segera mencari solusi kendala mereka terutama untuk mata pencaharian.”Pakar Lingkungan Hidup Emil Salim menuturkan, Indonesia memiliki ekosistem yang berbeda-beda. Tiap pulau di Indonesia memiliki ekosistem yang berbeda. “Maka ekosistem yang ada harus dipertahankan keasliannya. Bukan ekosistem Kalimantan diubah menjadi ekosistem Jawa,” kata pun meminta agar tidak mengubah hutan bakau mangrove. Karena menurutnya, hutan bakau memberikan perlindungan dari ancaman-ancaman. Sementara lahan gambut harus dipelihara karena dengan kemampuan daya serap karbonnya dapat melepas dari pengaruh perubahan iklim. “Ringkasnya di dalam pembangunan tanah air, please ikuti dari ekosistem masing-masing kawasan Indonesia ini,” ujar dia. *
jenis bibit sawit yang cocok untuk lahan gambut